Membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak Anda tiap 20 menit setiap
malam, dapat meningkatkan kepandaiannya dalam membaca dan menulis setara
dengan sekurang-kurangnya belajar 10 hari di sekolah. Berdasarkan teori
tersebut, organisasi non-pemerintah di Amerika meluncurkan sebuah
program yang mendorong anggota keluarga untuk melakukan aktivitas
membaca bersama setidak-tidaknya 20 menit tiap malam. (foto: Google)
Membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak Anda tiap 20 menit setiap
malam, dapat meningkatkan kepandaiannya dalam membaca dan menulis setara
dengan sekurang-kurangnya belajar 10 hari di sekolah. Berdasarkan teori
tersebut, organisasi non-pemerintah di Amerika meluncurkan sebuah
program yang mendorong anggota keluarga untuk melakukan aktivitas
membaca bersama setidak-tidaknya 20 menit tiap malam. (foto: Google)
Masa-masa awal kehidupan seorang anak merupakan masa yang paling penting
bagi perkembangan sang anak. Masa perkembangan seperti ini hanya
terjadi sekali saja seumur hidup. Anda, sebagai orang tua, memiliki
kesempatan singkat tapi sangat menentukan untuk menstimulasi anak Anda
sehingga tercipta perkembangan yang optimal. Salah satu hal yang bisa
Anda lakukan untuk menstimulasi anak adalah dengan membacakan atau
menceritakan dongeng kepada anak Anda.
Membacakan dongeng sebelum tidur untuk anak Anda tiap 20 menit setiap
malam, dapat meningkatkan kepandaiannya dalam membaca dan menulis setara
dengan sekurang-kurangnya belajar 10 hari di sekolah. Berdasarkan teori
tersebut, organisasi non-pemerintah di Amerika meluncurkan sebuah
program yang mendorong anggota keluarga untuk melakukan aktivitas
membaca bersama setidak-tidaknya 20 menit tiap malam.
“Hanya dengan 20 menit tiap malam, itu membuat banyak perbedaan pada
tingkat kecerdasan aksara anak Anda,” kata Laura Numeroff, pengarang dan
ilustrator cerita anak-anak terlaris versi New York Times, seperti
diberitakan kantor berita Xinhua.
Numeroff sendiri telah meluncurkan program yang disebut ‘Sleepy’s
Bedtime Stories.’ Program ini disponsori oleh First Book, organisasi
yang menyediakan buku-buku gratis bagi anak-anak yang membutuhkan; dan
Sleepy’s, perusahaan kasur.
Dengan program ini, lusinan anak-anak dan orang tua mereka berbaring
atau duduk santai di kursi atau kasur, dan mendengarkan Numeroff
mendongengkan beberapa cerita dari buku-buku barunya.
“Apakah kamu suka membaca? Apakah kamu suka dongeng sebelum tidur?
Apakah kamu ingin menjadi penulis?” tanya Numeroff di sela-sela acara
mendongengnya.
“Ya!” teriak anak-anak itu berbarengan dengan penuh semangat.
Numeroff mengungkapkan, dongeng sebelum tidur berperan penting dalam
mengarahkannya menjadi seorang penulis. “Orang tua saya mendongeng untuk
saya tiap malam. Itu memicu awal kecintaan saya pada membaca,” ujarnya
seperti diberitakan The Times of India.
“Ketika saya berusia sembilan tahun, saya sangat tertarik membaca
kisah-kisah tentang orang lain. Saya juga ingin menulis kisah saya
sendiri. Maka di sinilah saya, menulis kisah untuk sebuah kehidupan,”
tuturnya sembari tersenyum.
Bagaimanapun, Numeroff mengaku, membuat anak-anak masa kini tertarik
membaca sementara perangkat berteknologi tinggi berada di sekeliling
mereka, tidaklah mudah. Seringkali anak-anak lebih tertarik untuk
menonton televisi atau bermain komputer dan PlayStation. Oleh karena
itu, harus ada trik khusus untuk mengarahkan minat anak kepada buku.
“Pertama-tama, anak-anak harus melihat orang tua mereka membaca. Jika
orang tua tidak membaca, maka bagaimana mereka ingin membaca? Jadi,
sangat penting bagi para orang tua untuk juga menjadi pencinta buku,”
kata Numeroff.
Bila perlu, orang tua juga dapat sedikit mendorong dan memaksa anaknya
untuk membaca. “Orang tua memegang kontrol dan mempunyai kemampuan untuk
berkata: Nak, mulai jam delapan malam, tidak ada lagi teknologi,
matikan komputermu, dan kita akan membaca bersama,” saran Numeroff.
Mona Thomas, seorang ibu dengan tiga anak yang menghadiri acara Sleepy’s
Bedtime Stories Numeroff, mengakui bahwa kegiatan membaca dan
mendongeng tidak hanya dapat meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan
kosa-kata anak, tapi juga membuat mereka berpikir. Mona mengatakan, ia
mendongeng untuk anak-anaknya setiap malam, dan mereka sungguh menyukai
kegiatan itu.
“Di sela-sela mendongeng, saya secara berkala berhenti untuk menanyakan
kepada anak-anak: apakah kamu tahu apa artinya itu, menurutmu apa yang
akan terjadi berikutnya, menurutmu kenapa karakter itu melakukan hal
ini, atau bagaimana menurutmu tentang perasaan tokoh dalam dongeng? Jadi
kami berbicara tentang perasaan dan kosa-kata. Saya sungguh-sungguh
menggunakan kegiatan mendongeng untuk mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi bagi anak saya,” jelas Mona panjang lebar.
Anak Mona yang berusia delapan tahun, Tariq, mengatakan bahwa buku cerita favoritnya adalah Harry Potter.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar