Jangan sepelekan penyakit amandel pada anak. Dalam kondisi buruk,
efeknya bisa sangat membahayakan kesehatan dan memengaruhi tingkat
kecerdasan anak. (foto: Google)
Jangan sepelekan penyakit amandel pada anak. Dalam kondisi buruk,
efeknya bisa sangat membahayakan kesehatan dan memengaruhi tingkat
kecerdasan anak. (foto: Google)
Radang amandel (tonsilitis) yang tidak ditangani dapat menyebabkan
berbagai komplikasi, bahkan mengganggu tumbuh kembang anak.
Kapan
operasi amandel perlu dilakukan?
Amandel atau tonsil adalah jaringan limfe yang berada di sisi kanan dan
kiri kerongkongan. Organ ini merupakan bagian dari sistem kekebalan
tubuh. Karena itu, tidak semua kasus radang amandel perlu diangkat.
Pada tonsilitis yang disebabkan oleh bakteri, pemberian antibiotik bisa dilakukan, selain pemberian antinyeri dan penurun demam.
Menurut dr Agus Subagio SpTHT dari RS Puri Indah Jakarta, ada beberapa
indikasi yang menjadi pertimbangan dokter untuk melakukan tonsilektomi
(pengangkatan tonsil). Misalnya, sudah terjadi berulang kali, anak
mengalami kejang demam, bau mulut, atau menyumbat jalan napas.
”Mengingat tonsil adalah bagian dari sistem kekebalan tubuh, tidak semua
tonsil yang membesar harus dibuang, kecuali infeksi sudah terjadi
berulang kali atau efek buruk tonsil sudah melebihi manfaatnya, misalnya
menutupi jalan napas,” ujarnya dalam acara media edukasi mengenai
Teknologi Radiofrekuensi untuk Tonsilektomi di Jakarta, Jumat
(17/3/2011).
Operasi pengangkatan tonsil secara konvensional dilakukan dengan
menggunakan pisau bedah. Cara lain yang lebih modern dilakukan dengan
menggunakan elektrokauter atau mikrodebrider. Namun, kedua cara tersebut
tetap memiliki risiko perdarahan dan menyisakan nyeri cukup lama.
Teknologi radiofrekuensi merupakan cara pengangkatan tonsil yang cukup
banyak dipakai. Dengan menggunakan gelombang radio dan suhu yang rendah,
tingkat pemulihan pasca-operasi menjadi lebih cepat.
Menurut dr Agus, seminggu pasca-operasi pasien sudah bisa makan seperti
biasa. Meskipun demikian, ia menyarankan agar makanan yang bisa
menimbulkan iritasi, seperti makanan pedas, asam, terlalu panas atau
dingin dihindari dulu.
Operasi amandel sendiri termasuk dalam jenis operasi yang paling sering
dilakukan oleh dokter THT. Di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
RSCM selama tahun 1990-1994 telah dilakukan 2.991 tindakan
tonsilektomi.Namun, menurut dr Agus, operasi amandel tidak bisa dibilang
sebagai operasi yang ringan. ”Risiko tetap ada, misalnya risiko
perdarahan atau efek samping anestesinya,” katanya.
Jangan sepelekan penyakit amandel pada anak. Dalam kondisi buruk, tak
hanya pengaruhi tumbuh kembang anak, efeknya bisa memengaruhi tingkat
kecerdasan anak.
Ukuran amandel yang membesar akan memperburuk kualitas tidur anak. Amandel membuat pasokan oksigen ke otak berkurang.
"Apalagi jika pembesaran amandel sudah menyebabkan masalah henti napas.
Anak akan sering terbangun mencari posisi yang enak untuk bernapas.
Meski 10 jam waktu tidur di malam hari, tetap saja tidurnya menjadi
tidak berkualitas," kata Spesialis THT RS Puri Indah Kembangan, dr Agus
Subagio Sp.THT.
Jika tidur di malam hari tidak berkualitas, kondisi tubuh anak cenderung
lemas di siang hari. Selain kantuk, kondisi ini juga membuat anak sulit
konsentrasi menerima pelajaran. “Inilah yang menjadi pemicu kecerdasan
anak menurun," ujarnya.
Gangguan tidur akibat amandel juga bisa menghambat pertumbuhan anak. Ini
lantaran masalah henti napas yang dialami anak saat tidur, bisa
menghambat produksi hormon pertumbuhan (growth hormone). "Hormon
pertumbuhan keluar saat anak tidur. Namun, jika anak sering terbangun
saat tidur, hormon pertumbuhan bisa terganggu."
Gangguan hormon pertumbuhan juga memiliki efek lanjutan, yakni membuat
anak tidak nafsu makan, mudah muntah. Ini membuat gizi anak tidak
tercukupi sempurna yang pada akhirnya juga menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya.
Fungsi amandel memang sangat bermanfaat sebagai penghadang agar kuman
tidak mudah masuk ke saluran pernafasan. Tapi, jika amandel bermasalah,
segera lakukan pengangkatan. Meski usia anak masih sangat kecil.
“Syaratnya tubuh anak harus dalam kondisi sehat dan fit serta tidak
terjadi kontraindikasi. Dan jangan khawatir, jika amandel sudah dibuang,
fungsi amandel sebagai penyaring kuman bisa digantikan dengan organ
lain yang ada di sekitar tenggorok,”
Sumber: suara Media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar