Memukul pantat anak menjadi hal umum yang sering dilakukan oleh para
orangtua. Termasuk Anda, mungkin? Ada yang memukul dengan tangan kosong,
menggunakan rotan, ikat pinggang, dan lain-lain. Bisa jadi Anda
melakukan hal ini karena merasa, bahwa hal tersebut 'baik untuk anak
(bisa menjadi pelajaran berharga)', namun mungkin juga Anda bermain
tangan karena tidak bisa mengendalikan emosi yang meledak-ledak.
Meski sudah kerap dilakukan oleh banyak orangtua, namun para ahli
berpendapat bahwa memukul pantat anak adalah cara 'mendidik' yang tidak
efektif. Anak hanya akan mendapatkan rasa takut ketika berhadapan dengan
orangtuanya, bukan rasa hormat. Lebih lanjut, anak bukannya kemudian
menyerap hal positif untuk memahami ajaran orangtua, tapi justru
mendapat pemahaman akan hal negatif untuk 'sanggup berbohong' dan
memutar otak 'bagaimana caranya agar tidak ketahuan'.
Tidak hanya itu, menggunakan kekerasan seperti ini pun berbahaya, karena
akan menimbulkan luka fisik seperti lebam, memar, atau bahkan luka
sobek pada kulit si kecil. Bukan pengajaran yang akan tersampaikan,
melainkan siksaan fisik.Para ahli juga sedikit mengkhawatirkan perangai anak yang akan menjadi
keras. Sepele sepertinya, tetapi pemukulan pantat yang terjadi di masa
kecilnya akan mempengaruhi cara berpikir anak. Ia akan mengadopsi tindak
kekerasan di masa mendatang. Apakah sempat terbersit di kepala Anda
untuk memukul si kecil agar mau menuruti ajaran Anda, seperti dulu
orangtua Anda berhasil mendidik dan membuat Anda menjadi anak penurut
setelah dipukul? Well, kini Anda mempraktekkan hal yang sama kepada anak
Anda. Seperti itu kira-kira polanya.
Meski demikian, diakui oleh beberapa orangtua dalam sebuah situs
parenting, bahwa mereka sanggup menghentikan kekonyolan dan kenakalan si
kecil dengan memukul pantatnya. Syaratnya satu, jangan jadikan hal
tersebut sebagai 'hukuman' rutin. Memukul pantat hanya dilakukan saat
kenakalan sang buah hati sudah sangat keterlaluan. Semua ada batas dan
konsekuensinya, anak harus bisa melihat dan mencerna hal tersebut. Meski
demikian, jangan lupa menjelaskan secara baik-baik dan panjang lebar
kepada si kecil, mengapa Anda memukul pantatnya. Berikan pendidikan yang
'seimbang'. Hal negatif yang Anda berikan harus dinetralisir dengan
pendekatan personal, heart-to-heart talk.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar